Thursday, January 7, 2010

Pede v Identitas Kelompok

Tindik lidah bisa jadi sekadar tren. Namun, tak jarang pula ada sesuatu di balik itu. ''Ada eksistensi dan identitas diri yang ingin ditunjukkan melalui tindik tersebut,'' kata Inne Pramundita SPsi, psikolog Lascha Citta Pratama .

Identitas itu, kata Inne, bisa bersifat individu atau kelompok. Biasanya, ada komunitas orang-orang dengan kesenangan yang sama. Kebanyakan di antara mereka memasang tindik di tempat tertentu seperti bibir, hidung, dan lidah. ''Kalau tidak pakai, dia bisa jadi tidak diakui komunitasnya,'' imbuh Inne.

Meski begitu, ada juga yang lebih individual. Seseorang memakai tindik karena ingin tampil beda. Dia ingin orang menilai tindik itu sebagai ciri khas atau identitasnya. "Dengan begitu, rasa pede (percaya diri) tumbuh,'' ujar R. Amirul Rasyid Yulianto SPsi. Namun, ingat Amirul, tindakan tersebut bisa jadi hanya kedok untuk menutupi kekurangan.

Suatu saat, lanjut Amirul, pemakai tindik bisa saja melepaskan tindiknya. Setelah menikah, misalnya. Karena cintanya kepada sang istri, dia rela melepaskan tindik yang menjadi ciri khasnya. Atau, bisa juga terjadi sebaliknya. Si istri justru ikut-ikutan memakai tindik. ''Tinggal pengaruh siapa yang lebih kuat, istri atau suami,'' tegas Amirul.

Dalam kasus tersebut, lingkungan bisa sangat berpengaruh. Karena itu, pola asuh sejak kecil dalam keluarga sangat penting. Dalam kaitan tersebut, dianjurkan menghindari bahasa larangan dan mengutamakan bahasa positif.

Dicontohkan Inne, lebih baik pakai bahasa "yang rajin ya'' daripada "ayo belajar, jangan malas-malas". Kalau yang terakhir dipilih, yang terekam justru malasnya. "Atau, kalau kita bilang tindik itu sakit, mereka justru akan mencoba untuk membuktikan benar sakit atau tidak," terangnya.

Dengan bertambahnya kematangan, anak akan mengerti mana yang baik dan mana yang tidak. Yang perlu diingat, bertambahnya usia bukan berarti makin matang. Seseorang bisa dianggap matang atau dewasa jika bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. "Jika anak memakai tindik tetapi prestasinya di sekolah tetap bagus, ya tidak masalah," ucapnya.

Bagi mereka yang memakai tindik, rasa sakit itu tergantikan rasa percaya diri yang didapatkan. Meski begitu, tindiknya mungkin akan dilepaskan jika lidah mereka bengkak dan infeksi. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka kapok. "Sebetulnya, kalau rasa percaya diri mereka sudah cukup tinggi dan eksistensi mereka diakui, tindik itu tidak dibutuhkan," tambahnya. (war/soe)

No comments:

Post a Comment