Saat ini perkembangan
teknologi semakin pesat. Hal tersebut ditandai dengan munculnya berbagai
teknologi yang dari tahun ke tahun, semakin mudah diakses dan semakin
terjangkau bagi seluruh elemen masyarakat. Perkembangan teknologi itu sendiri,
tampaknya belum dibarengi dengan kesiapan mental masyarakatnya. Sebagai contoh,
banyak akibat yang disebabkan oleh perkembangan teknologi karena belum adanya
kesiapan mental anak dalam menghadapi perubahan / perkembangan teknologi
tersebut. Siswa-siswi di sekolah lebih tertarik pada teknologi yang mereka
miliki, daripada mendengarkan pelajaran yang sedang dijelaskan di kelasnya.
Siswa memusatkan perhatiannya pada perkembangan teknologi daripada kualitas
diri pribadi yang semestinya terus diasah melalui bangku sekolah. Berbagai
dampak pun dialami oleh anak yang kecanduan game
online; antara lain
mereka suka berbohong, berani dengan orang tua, berbicara kasar, susah diatur,
bolos sekolah, dan lain sebagainya.
Dikutip dari Tempo.com,
bahwa Koordinator Yayasan Sahabat Kapas, Dian Sasmita di sela-sela aksi
menyambut Hari Anak Nasional, Minggu, 1 Juli 2012, mengatakan; dalam enam bulan
terakhir, di Surakarta ada tujuh (7) anak yang melakukan pencurian demi bisa bermain game online. Kasus lain,
diambil dari sumber (http://edukasi.kompasiana.com)
dr.Suzy Yusna Dewi, SpKJ mengatakan bahwa remaja yang kecanduan game dan mulai
menunjukkan tatapan memusuhi pada saat dilarang untuk tidak bermain video game
disertai dengan perilaku mengamuk, maka ini harus segera dicermati dan diawasi. Karena
menurut dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ dikhawatirkan kecanduan game yang tidak ditangani dengan baik, telah menjadi
gangguan jiwa psikotis yang ditandai dengan cara berpikir yang mulai kacau pada anak dan remaja.
Salah satu faktor mengapa
anak dan remaja kecanduan game online
yang terdapat dalam koran tempo “game
online menjadi pelarian bagi anak-anak yang merasa tidak nyaman di rumah”. (Minggu,
1 Juli 2012 | 16:13 WIB, Tempo.com).
Oleh karenanya, perlu kesadaran bagi orang tua dan guru atas permasalahan game online ini. Pengawasan intensif diberikan terutama bagi anak
dan remaja yang berusia 7 – 12 tahun. Dimana usia ini adalah usia produktif
yang masih membutuhkan stimulasi dari lingkungannya untuk meningkatkan minat
belajar mereka.
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka Seminar tentang Pendidikan Orang Tua dengan Anak Pecandu Game Online dianggap penting untuk
mencegah semakin berkembangnya permasalahan yang diakibatkan anak dan remaja
pecandu game online baik di sekolah
maupun di rumah.
SASARAN PROGRAM : Orang tua Siswa dan Guru.
TUJUAN PROGRAM
1. Memberikan
gambaran pada orang tua dan guru karakteristik anak pecandu game online.
2. Mempersiapkan
orang tua dan guru menangani anak pecandu game
online melalui penanganan yang tepat.
3. Menangani
anak pecandu game online melalui
pendekatan yang efektif.
4. Menanggulangi
berbagai permasalahan yang diakibatkan anak pecandu game online.
5. Mengalihkan
perhatian anak pecandu game online ke
hal-hal yang lebih positif.
6. Mendorong
dan mengarahkan anak belajar sesuai minat dan kesukaannya.
7. Mendorong
anak belajar sesuai gaya belajarnya masing-masing.
KONTAK KAMI
Lascha Citta Pratama
Jl. Tenggiilis Mejoyo Utara III Blok B-6,Surabaya
Telp: 031-8418210 / 777 050 95
Email: laschacitta_pratama@yahoo.co.id,
Website : http// www.laschacittapratama.blogspot.com
Telp: 031-8418210 / 777 050 95
Email: laschacitta_pratama@yahoo.co.id,
Website : http// www.laschacittapratama.blogspot.com