Monday, May 21, 2018

Mengenal Lebih Jauh Retail Therapy

Mengenal Lebih Jauh Retail Therapy
Oleh: Puji Astiti B.


Source: reviews.wikinut.com
            Siapa sih disini yang tidak menyukai aktivitas shopping? Iya, shopping  merupakan aktivitas yang dilakukan sehari-hari selain bekerja dan tidur. Diberbagai belahan dunia, orang-orang menghabiskan sebagian waktu mereka untuk shopping. Shopping dianggap sebagai alat untuk mengatur emosi negatif seseorang. Bahkan, hampir satu dari tiga orang Amerika shopping untuk mengurangi stres, menurut sebuah studi dasar permintaan oleh Huffington Post [Gregoire, 2013] yang disurvei lebih dari 1.000 orang dewasa AS secara online. Survei yang dilakukan oleh Ebates.com pada tahun 2013 yang dilakukan pada 1.000 orang dewasa di Amerika menunjukkan bahwa lebih dari setengah (51,8%) berbelanja dan menghabiskan uang untuk meningkatkan suasana hati mereka. Dalam dunia psikologis, hal ini disebut dengan Retail Therapy. 

Retail Therapy merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi emosi negatif seseorang. Biasanya retail therapy identik dengan aktivitas belanja. Namun apakah retail therapy sungguh berfungsi dengan baik? Nyatanya, retail therapy ini berdampak positif bagi kesejahteraan psikologis individu. Adapun dampak positif dari retail therapy ini adalah:

 
Source: mallofamerica.com

     1.    Meningkatkan emosi positif
Melihat efektivitas retail therapy melalui perspektif motivasi, orang-orang yang ingin pergi shopping memiliki berbagai tujuan. Meskipun shopping mungkin tidak didasari oleh keinginan untuk meningkatkan suasana hati seseorang [lih. Atalay dan Meloy, 2011; Kacen dan Friese, 1999], dapat dibayangkan bahwa tujuan lain yang tampaknya tidak berhubungan dengan shopping, baik secara sadar atau tidak sadar, tetap dapat memberikan manfaat emosional yang positif pada pembeli dan mengurangi suasana hati negatif.
2.      Mampu bersosialisasi dengan orang terdekat
Sebagian besar orang-orang merasa bahwa, shopping merupakan suatu kegiatan sosialisasi dengan orang lain. Sebagian orang akan pergi shopping bersama dengan teman-teman, keluarga ataupun orang yang mereka cintai.
3.      Berpikir Cerdas
Selain itu, individu dapat berpikir lebih cerdas karena dalam berbelanja tidak jauh dengan proses tawar menawar. Hal ini menyebabkan mereka dapat menghasilkan perasaan positif dan meningkatkan suasana hati seseorang secara tidak langsung, dan mungkin tidak terduga.
Namun tahukah kalian, ternyata ada dampak negatif pada retail therapy ini lho. Banyak penelitian mengatakan bahwa retail therapy tidak terlalu disarankan karena sifatnya yang sementara. Aktivitas shopping  ini dapat membuat beberapa orang memiliki perilaku hedonik dan impulsive buying.

 
Source: istyle.id

1.      Hedonik
Dilansir dari marketplus.co.id, Jakarta sebagai ibukota dan terkenal sebagai kota metropolitan ini memiliki lebih dari 170 mall. Pencapaian yang besar ini mengantarkan ibukota Indonesia masuk dalam daftar kota besar yang memiliki jumlah pusat perbelanjaan terbanyak di dunia. Hal ini memungkinkan memicu keinginan konsumen untuk menikmati brand-brand pakaian maupun makanan baik dalam negeri maupun luar negeri. Akibatnya konsumen menjadi hedonik karena banyaknya brand-brand yang ada pada mall.
2.      Impulsive Buying
Selain menjadi hedonik, konsumen juga menjadi impulsive buying yaitu membeli sesuatu tanpa direncanakan terlebih dahulu. Biasanya konsumen memiliki keinginan untuk segera membeli suatu barang. Hal ini tentunya merupakan perilaku yang buruk karena membeli suatu barang tanpa mengetahui manfaat dari barang tersebut.
3.      Ketergantungan
Dilansir dari moeslama.com, ternyata retail therapy ini dapat menimbulkan ketergantungan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian bidang terkait, hampir 75% orang-orang yang menggunakan retail therapy tidak dapat mengontrol keadaan dengan baik sehingga memunculkan ketergantungan.
Nah setelah mengetahui dampak positif dan negatif terapi ini, bagaimana pendapat kalian? Apakah kalian merasa khawatir dengan dampak negatifnya? Jangan khawatir dulu, teman-teman. Kalian bisa mengontrol dampak negatif itu lho. Apa saja sih yang bisa dilakukan?
1.      Membuat daftar barang-barang yang kalian butuhkan
Saat suasana hatimu buruk, kemungkinan kamu akan membeli segala sesuatu yang akan membuat suasana hatimu membaik. Namun perlu diingat, kalian harus tetap mengontrol perilaku saat shopping. Buatlah daftar barang-barang yang memang akan berguna atau akan kamu pakai kedepannya.
2.      Utamakan kualitas dibandingkan brand
Ingat lho terkadang barang-barang dengan brand ternama belum tentu memiliki kualitas yang baik juga. Tidak apa jika kalian memang menyukai barang pada brand tertentu, namun pastikan kualitas pada brand tertentu dan sesuaikan dengan harga barangnya.
3.      Shopping sesuai dengan isi dompet
Jika memang shopping menjadi salah satu bentuk untuk melepaskan stres dan memperbaiki mood, ada baiknya orang yang hendak melakukan terapi ini memiliki tabungan “rahasia”. Selain itu, seseorang yang akan melakukan terapi ini mampu mengontrol pengeluaran saat shopping hanya dengan menggunakan uang cash saja dan menjadi salah satu pengingat bahwa terapi ini akan segera berakhir.
Shopping memang salah satu cara yang ampuh untuk meningkatkan dan mengembalikan suasana hati menjadi lebih baik bagi sebagian orang. Namun kalian juga harus tetap mengontrol aktivitas shopping ini ya. Jadikan retail therapy ini menjadi solusi dalam mengembalikan mood kalian, tetapi bukan menjadi ancaman dompet kalian.
BUY LESS. CHOOSE WELL. MAKE IT LAST” – Vivienne Westwood





Saturday, May 12, 2018

STRES: KENALI STRES DAN CARA MENGATASINYA

STRES: KENALI STRES DAN CARA MENGATASINYA
OLEH: PUJI ASTITI B.







 
Source: bogor.net
                   
Setiap orang pasti pernah merasakan stres. Tak jarang kita mendengar orang-orang sering mengatakan dirinya sedang stres. Namun apakah anda tahu stres itu apa? Tahukah anda jika stres juga memiliki tingkatan? Bagaimana cara anda mengatasi stres tersebut? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Source: psychoweb.net
MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG STRES

 
Menurut kamus psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, dan konflik (Chaplin, 2006). Menurut Hawari (2004) stres merupakan respon tubuh terhadap stresor lingkungan sosial seperti beban hidup atau tekanan mental. Stres biasanya terjadi jika terdapat adanya stresor. Stresor merupakan segala sesuatu pemicu yang menyebabkan seseorang merasa tertekan. Stres diartikan sebagai respon yang dialami oleh seseorang dan dapat menimbulkan dampak positif ataupun negatif. Respon yang diberikan bisa berupa respon psikis maupun fisik yang mampu menyebabkan perubahan pada diri seseorang. Kondisi stres terjadi bila adanya kesenjangan antara kemampuan diri seseorang dan tuntuan yang ada di lingkungan sekitar (Lazarus & Folkman, 1986). Jadi stres terjadi karena adanya tekanan pada diri seseorang yang berdampak positif maupun negatif terhadap fisik dan psikis. Tekanan ini terjadi karena ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Tahukah anda, stres dibagi menjadi dua kategori yaitu eustress dan distress (Quick dan Quick, 1984). Stres tidak selamanya merugikan diri kita, tapi stres juga dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam proses belajar dan berpikir. Stres dapat menguntungkan dan bersifat membangun, yang disebut dengan eustress. Eustress merupakan stres yang menghasilkan respon positif. Respon positif ini juga dapat dirasakan oleh lingkungan sekitar. Hal ini akan menimbulkan dampak positif seperti kemampuan adaptasi, fleksibilitas dan meningkatkan perfomance seseorang. Eustress membuat seseorang lebih menghargai lingkungan sekitar dengan memandang setiap masalah dari segi positif. Eustress akan membuat orang memiliki penyelesaian masalah yang baik.
Stres yang bersifat merugikan dan merusak disebut dengan distress. Distress menghasilkan respon negatif. Distress akan membuat seseorang menjadi kurang berkonsentrasi dan sulit menerima hasil yang didapat. Hal ini akan memunculkan sikap acuh tak acuh bagi lingkungan, agresif, apatis, minder, dan mudah menyalahkan orang lain. Selain itu, distress dapat mengganggu kesehatan seseorang. Bentuk dari gangguan kesehatan antara lain sakit kepala, gangguan pencernaan, sering masuk angin, dan nyeri pada tubuh. Distress juga dapat menjadi akut yang merupakan bentuk yang lebih ekstrim dari stres yang buruk. Hal ini bahkan menyebabkan gangguan fisik karena seperti berkurangnya nafsu makan yang berdampak bagi kesehatan dan gangguan saraf.

TINGKATAN STRES
Nah setelah mengetahui stres itu seperti apa. Ternyata stres juga memiliki tingkatannya lho. Menurut Potter dan Perry (2005) stres dibedakan menjadi stres ringan, sedang, dan berat.
1.      Stres Ringan
Stres ringan adalah stres yang dihadapi secara teratur. Biasanya dirasakan hampir setiap orang seperti lupa, menghadapi macet dijalan, menerima kritikan, dan banyak tidur.
2.      Stres Sedang
Stres sedang adalah stres yang terjadi dengan waktu yang lebih lama, biasanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Stres sedang ini biasanya dialami oleh mahasiswa saat bertemu dengan dosen, siswa yang bingung dengan pemilihan jurusan, tugas yang berlebihan, dan bingung dalam menentukan sesuatu.
3.      Stres Berat
Stres berat adalah stres yang terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya orang yang mengalami stres berat cenderung tidak memiliki penyelesaian masalah yang adaptif dan sulit fokus pada satu hal terutama dalam memecahkan masalah. Semakin sering dan lama situasi stres, maka semakin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan. Bahkan orang yang tidak memiliki penyelesaian masalah yang kurang baik akan memilih untuk bunuh diri.

BAGAIMANA CARA MENGATASINYA?
Anda mengalami stres? Ada baiknya anda mencari cara untuk meredakan atau bahkan menghilangkan stres tersebut. Jika anda mengalami stres yang berlebihan, anda bisa menderita depresi. Sebenarnya ada berbagai cara dalam mengatasi stres, namun pada artikel ini akan dibahas 5 hal-hal sederhana yang mungkin dapat anda lakukan.
1.    Mendengarkan musik
Dilansir dari kompas.com, para ilmuwan di University of Missouri setuju bahwa mendengarkan musik dapat memperbaiki suasana hati. Bahkan penelitian berdasarkan the journal of positive psychology mengungkapkan bahwa perbaikan mood dan penurunan stres tampak terlihat setelah 2 minggu mendengarkan musik. Mendengarkan musik selama kurang lebih 30 menit dapat membantu melepas hormon endorphin. Hormon endorphin adalah hormon yang menyebabkan kita senang dan bahagia. Tapi lebih disarankan untuk mendengarkan musik yang membuat tubuh anda menjadi rileks, santai, dan gembira.
2.    Belanja
Sudah tidak diragukan lagi belanja merupakan salah satu cara yang ampuh dalam menghilangkan rasa stres. Belanja dapat membantu anda untuk bisa melepaskan emosi negatif. Dalam dunia psikologis, belanja merupakan suatu terapi penghilang stres yang dikenal dengan Retail Therapy. Retail Therapy akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya.
3.    Mewarnai
Dilansir dari tribunnews.com berdasarkan penelitian para ahli, mewarnai memang benar-benar ampuh untuk membantu menghilangkan stres. Menurut psikolog klinis Dr. Ben Michaelis, mewarnai akan dapat mengaktifkan bagian logis otak manusia dan mendorong pola pikir kreatif seseorang. Selain itu, jurnal Art Therapy menyebutkan bahwa kegiatan seni seperti mewarnai juga mampu menghilangkan kecemasan.
4.    Meditasi
Sudah tidak diragukan lagi, meditasi juga cara sederhana dan ampuh untuk mengatasi stres. Berdasarkan glitzmedia.com selain mampu menghilangkan stres, meditasi juga dapat menyegarkan tubuh dan menenangkan hati serta pikiran kita. Karena adanya hal positif setelah meditasi ini, rasa stres dan depresi akan hilang.
5.    Traveling
Menurut travel.kompas.com traveling mampu membuat orang merasa riang, lebih santai dan rileks. Perjalanan akan banyak mengajari hal bahwa bekerja itu ada batasnya dan akhirnya traveling adalah obat penghilang rasa lelah sehabis bekerja. Traveling akan mengajarkan anda menjadi lebih bahagia.

Source: tanyaapa.co


Setiap orang kemungkinan memiliki cara unik dan sederhana lainnya dalam menghilangkan stres. Apapun bentuk kegiatannya, fungsi utama dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah untuk merilekskan pikiran dan tubuh anda. Lakukanlah kegiatan yang dapat membuat suasana hati anda membaik dan meredakan emosi negatif. Lakukan kegiatan yang anda senangi sehingga membuat lebih rileks. Selamat mencoba J

“YOU DON’T ALWAYS NEED A PLAN. SOMETIMES TO BREATH, TRUST, LET GO AND SEE WHAT HAPPENS.” MANDY HALE